ANDA INGIN MENYUMBANG PEMBANGUNAN
GEREJA ST. YAKOBUS BANTUL ?

Bila Anda Ingin membantu dalam bentuk dana, silahkan kirim ke :

Rekening : Bank BPD Cabang Bantul
Nomor Rekening : 22.02.1.25379-7
Atas Nama : PGPM Paroki St. Yakobus Bantul

Dimohon para penyumbang berkenan memberikan pemberitahuan transfer melalui :

e-mail : styakobus@yahoo.com
cc :
maternus_m@yahoo.co.id

atau

SMS : 08156876160 atau 08157972919

"Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku,
cahaya untuk menerangi jalanku".


(Mazmur 119:105)


DOKUMENTASI VATIKAN
PESAN BAPA SUCI BENEDIKTUS XVI
UNTUK HARI PEMUDA SEDUNIA



Sahabat-sahabat mudaku terkasih!

Dengan penuh kegembiraan aku menyapa kalian saat mempersiapkan Hari Pemuda Sedunia ke 21, dan aku menghidupkan kembali kenangan akan pengalam-pengalaman yang memperkaya yang kita miliki pada bulan Agustus tahun lalu di Jerman. Hari Pemuda Sedunia tahun ini akan dirayakan di Gereja-gereja lokal, dan akan menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk mengobarkan api dari antusiasme yang dibangkitkan di Cologne dan yang telah banyak kalian bawa kepada keluarga-keluarga, paroki-paroki, asosiasi-asosiasi dan gerakan-gerakan kalian. Pada saat yang sama, akan menjadi sebuah kesempatan yang sangat baik untuk mengundang banyak teman-teman kalian untuk bergabung ke dalam peziarahan spiritual generasi muda menuju Kristus.

Tema yang aku sarankan kepada kalian adalah sebuah ayat dari Mazmur (119:105) : ""Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, cahaya untuk menerangi jalanku". Yohanes Paulus II kita yang tercinta mengomentari bab dari mazmur tersebut sebagai berikut: "Yang berdoa menuangkan syukurnya atas Hukum Allah yang ia ambil sebagai sebuah pelita bagi langkahnya yang sering berada di dalam jejak gelap kehidupan" (Audiensi Umum, Rabu 14 Nopember 2001). Allah mengungkapkan diriNya sendiri di dalam sejarah. Ia berbicara kepada manusia, dan sabda yang diucapkanNya memiliki kekuatan mencipta. Konsep Yahudi "dabar", yang biasa diterjemahkan sebagai "sabda", sungguh menyampaikan ke dua arti dari sabda dan tindakan. Allah menyampaikan tindakanNya dan melakukan sabdaNya. Perjanjian Lama mengumumkan kepada Anak-anak Israel kedatangan Mesias dan pembentukkan dari sebuah Perjanjian "Baru"; dalam Sabda yang berbentuk daging Ia menggenapi janjiNya. Hal ini jelas-jelas dispesifikasi di dalam Katekismus Gereja Katolik: "Kristus, Anak Allah dari manusia, adalah Sabda Allah Bapa yang satu, sempurna dan tak tertandingi. Di dalam Dia Allah telah mengatakan segalanya; tidak akan ada Sabda lain daripada yang satu ini" (n. 65). Roh Kudus yang telah memimpin bangsa terpilih dengan mengilhami para penulis dari Injil Suci, membuka hari dari umat beriman untuk memahami artinya. Roh yang sama ini hadir secara aktif di dalam perayaan Ekaristi saat imam, "in persona Christi" (dalam pribadi Kristus), mengatakan kata-kata konsakrasi, mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus, untuk makanan spiritual bagi umat. Dengan tujuan maju dalam peziarahan duniawi kita menuju Kerajaan Surgawi, kita semua membutuhkan untuk dikenyangkan dengan Sabda dan Roti dari kehidupan abadi, dan semuanya ini tidak dapat dipisahkan satu dari yang lainnya!

Para rasul menerima Sabda keselamatan dan membagikannya kepada penerus-penerus mereka sebagai sebuah mutiara berharga yang disimpan aman di dalam kotak perhiasan Gereja: tanpa Gereja, mutiara ini beresiko hilang dan hancur. Sahabat-sahabat mudaku, cintailah Sabda Allah dan cintailah Gereja, dan ini akan memberikan kalian akses kepada sebuah harta yang amat berharga nilainya dan akan mengajarkan kalian bagaimana menghargai kekayaannya. Cintailan dan ikutilah Gereja, karena ia telah menerima dari Pendirinya misi yang menunjukkan orang jalan menuju kebahagiaan sejati. Tidaklah mudah mengenali dan menemukan kebahagiaan sejati di dunia ini di mana kita hidup, di mana orang-orang seringkali terperangkap oleh cara-cara berpikir yang ada saat ini. Mereka boleh berpikir mereka "bebas", tetapi mereka dibawa tersesat dan menjadi kehilangan arah di tengah-tengah kesalahan-kesalahan atau ilusi-ilusi dari ideologi-ideologi yang menyimpang. "Kebebasan itu sendiri perlu untuk dibebaskan" (ensiklik Veritatis Splendor, 86), dan kegelapan di mana manusia sedang meraba-raba perlu diterangi. Yesus mengajarkan kita bagaimana hal ini dapat dilakukan: "Jikalau kamu tetap dalam Firman-Ku, kamu adalah rasul-rasulKu; dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Yohanes 8:31-32). Sabda yang berinkarnasi, Sabda Kebenaran, membuat kita bebas dan mengarahkan kebebasan kita kepada kebaikan. Sahabat-sahabat mudaku, meditasikanlah kerapkali Sabda Allah, dan biarkan Roh Kudus menjadi gurumu. Lalu kalian akan menemukan bahwa cara berpikir Allah tidaklah sama dengan manusia. Kalian akan menukan dirimu sendiri dipimpin untuk merenungkan Allah yang sesungguhnya dan untuk membaca kejadian-kejadian sejarah melalui mataNya. Kalian akan merasakan kegembiraan penuh yaitu dilahirkan dari Kebenaran. Dalam perjalanan hidup, yang tidak mudah dan bebas dari muslihat, kalian akan menemukan kesulitan-kesulitan dan penderitaan dan sering kali kalian akan dicobai untuk berseru: "Aku sangat tertindas, ya TUHAN" (Mazmur 119:107). Janganlah lupa untuk menambahkan sebagaimana yang ditambahkan pemazmur: "hidupkanlah aku sesuai dengan firman-Mu....Aku selalu mempertaruhkan nyawaku, namun Taurat-Mu tidak kulupakan" (Mazmur 119:107;109). Kehadiran Allah penuh kasih, melalui SabdaNya, adalah pelita yang menghalau kegelapan dari kekhawatiran dan menyinari jalan bahkan pada saat-saat paling sulit sekalipun.

Penulis dari Surat kepada Ibrani menulis: "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (4:12). Kita perlu untuk mengambil dengan sungguh-sungguh keputusan untuk menganggap Sabda Allah menjadi sebuah "senjata" yang sangat diperlukan dalam perjuangan spiritual. Ini akan menjadi efektif dan menunjukkan hasil-hasil jika kita belajar untuk mendengarkannya dan untuk mematuhinya. Katekismus Gereja Katolik menjelaskan: "Untuk mematuhi (dari bahasa Latin 'ob-audire', 'mendengar') dalam iman adalah untuk menyerahkan dengan bebas kepada Sabda yang telah didengarkan, karena kebenarannya dijamin oleh Allah, yang adalah Kebenaran itu sendiri" (n.144). Saat Abraham memberikan contoh cara mendengarkan ini yaitu kepatuhan, Salomo sebaliknya menunjukkan dirinya menjadi seorang penjelajah penuh gairah dari kebijaksanaan yang terdapat di dalam Sabda. Saat Allah bekata kepadanya: "Salomo, mintalah apa yang kauinginkan, itu akan Kuberikan kepadamu!", raja yang bijaksana itu menjawab: "Oleh karenanya berikanlah kepada pelayanMu hati yang bijaksana" (1 Raja 3:5-9). Rahasia untuk memperoleh "sebuah hati yang bijaksana" adalah dengan melatih hatimu untuk mendengar. Hal ini diperoleh dengan terus merenungkan Sabda Allah dan dengan tetap dengan teguh mengakar di dalamnya melalui komitmen untuk bertekun dalam usaha mengetahuinya dengan lebih baik.

Sahabat-sahabat mudaku terkasih, aku mendorong kalian untuk menjadi akrab dengan Alkitab, dan membawanya bersamamu sehingga dapat menjadi sebuah kompas bagimu yang menunjukkan arah jalan untuk diikuti. Dengan membacanya, kalian akan belajar mengetahui Kristus. Ingatlah apa yang dikatakan oleh Santo Jerome dalam hal ini: "Ketidakpedulian akan Injil adalah ketidakpedulian akan Kristus" (PL 24,17; Dei Verbum, 25). Sebuah waktu berharga untuk belajar dan merasakan Sabda Allah adalah 'lectio divina' yang membangun sebuah perjalanan spiritual yang nyata dan benar yang ditandai dengan tingkatan-tingkatan. Setelah 'lectio', yang terdiri dari membaca dan membaca ulang sebuah auat dari Injil Suci dan mengambil dalam elemen-elemen utama, kita lanjutkan dengan meditasi. Ini adalah sebuah saat akan refleksi interior di mana jiwa berpaling kepada Allah dan berusaha mengerti firman apa yang dikatakanNya kepada kita hari ini. Kemudian 'oratio' di mana kita tinggal untuk berbicara langsung dengan Allah. Akhirnya kita menuju pada 'contemplatio'. Ini membantu kita untuk memelihara hati kita penuh perhatian akan kehadiran Kristus yang firmanNya adalah "seperti lampu yang bersinar di tempat gelap sampai fajar menyingsing, dan cahaya bintang timur bersinar di dalam hatimu" (2 Pet 1:19). Membaca, belajar dan meditasi dari Sabda harus kemudian mengalir ke dalam sebuah kehidupan akan kesetiaan yang konsisten kepada Kristus dan ajaran-ajaranNya.

Santo Yakobus berkata: "Hendaklah kalian melakukan apa yang dikatakan oleh Allah, jangan hanya mendengarkan saja, sehingga dengan demikian kalian menipu diri sendiri. Orang yang mendengar perkataan Allah, tetapi tidak melakukannya adalah seperti orang yang sedang melihat mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Sesudah ia memperhatikannya baik-baik, ia pun pergi dan langsung melupakan bagaimana rupa mukanya itu. Hukum Allah sempurna dan mempunyai kekuatan untuk memerdekakan manusia. Dan orang yang menyelidiki dan memperhatikan baik-baik serta melakukan hukum-hukum itu, dan bukannya mendengar saja lalu melupakannya, orang itu akan diberkati Allah dalam setiap hal yang dilakukannya" (Yak 1:22:25). Mereka yang mendengarkan firman Allah dan selalu terikat dengannya, membangun keberadaan mereka di atas dasar-dasar yang kuat. "Setiap orang yang kemudian mendengar firman-firman ini "Nah, orang yang mendengar perkataan-Ku ini, dan melaksanakannya, sama seperti orang bijak yang membangun rumahnya di atas batu" (Mt 7:24). Tidak akan rubuh saat cuaca buruk datang.

Untuk membangun hidupmu di atas Kristus, untuk menerima firmanNya dengan gembira dan melaksanakan ajaran-ajaranNya: ini, sahabat-sahabat muda dari milemium ketiga, harus menjadi programmu! Ada sebuah kebutuhan yang mendesak untuk munculnya sebuah generasi baru dari para rasul yang berjangkar kuat dalam firman Kristus, mampu menjawab tantangan-tantangan jaman kita dan siap untuk menyebarkan Injil jauh dan meluas. Hal inilah yang diminta Allah kepada kalian, kepada hal inilah Gereja mengundang kalian, dan adalah hal ini yang dunia - meskipun ia tidak menyadarinya - harapkan daripada kalian! Jika Yesus memanggil kalian, janganlah takut untuk menjawabNya dengan keramahan, terutama saat Ia meminta kalian untuk mengikutiNya dalam kehidupan konsakrasi atau dalam kehidupan imamat. Janganlah takut; percayalah kepadaNya dan kalian tidak akan kecewa.

Sahabat-sahabat terkasih,
pada Hari Pemuda Sedunia ke 21 yang akan dirayakan tanggal 9 April nanti, Minggu Palem, kita akan menetapkan, di dalam hati kita, dalam sebuah perziarahan menuju pertemuan dunia dengan kaum muda yang akan diadakan di Sydney bulan Juli 2008. Kita akan menyiapkan pertemuan besar itu dengan merefleksikan bersama tema Roh Kudus dan misi dalam tahapan-tahapan berikutnya. Tahun ini perhatian kita fokuskan pada Roh Kudus, Roh Kebenaran, yang menyatakan Kristus kepada kita, Sabda yang menjadi daging, membuka hati setiap orang kepada Sadba Keselamatan yang memimpin kepada kesempurnaan akan Kebenaran. Tahun depan, 2007, kita akan memeditasikan sebuah bab dari Injil Yohanes: "Perintah baru Kuberikan kepadamu: Kasihilah satu sama lain. Sama seperti Aku mengasihi kalian, begitu juga kalian harus saling mengasihi" (Yoh 13:34). Kita akan menemukan lebih banyak tentang Roh Kudus, Roh Cinta Kasih, yang menanamkan karitas abadi di dalam diri kita dan membuat kita sadar akan kebutuhan material dan spiritual dari sesama kita. Kita akan akhirnya mencapai pertemuan sedunia tahun 2008 dan temanya adalah: "Tetapi kalian akan mendapat kuasa, kalau Roh Allah sudah datang kepadamu. Dan kalian akan menjadi saksi-saksi untuk-Ku di Yerusalem, di seluruh Yudea, di Samaria, dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8).

Dari saat ini ke depan, sahabat-sahabat mudaku terkasih, dalam sebuah iklim yang mendengarkan firman Allah terus menerus, mintalah kepada Roh Kudus, Roh keuletan dan kesaksian, sehingga kamu dapat menyatakan Injil tanpa takut bahkan sampai ke ujung dunia. Bunda Kita juga hadir di senakel dengan para rasul saat mereka menantikan Pantekosta. Semoga ia menjadi bunda dan pembimbing kalian. Semoga ia mengajarkan kalian untuk menerima firman Allah, untuk menghargainya dan untuk menyimpannya dalam hati kalian (Lk 2:19) sebagaimana yang ia lakukan selama masa hidupnya. Semoga ia memberi semangat kepada kalian untuk mengatakan "ya" kepada Tuhan saat kalian menghidupkan "ketaatan iman". Semoga ia membantu kalian untuk tetap kuat dalam iman, konstan dalam harapan, bertekun dalam amal, selalu penuh perhatian kepada firman Allah. Aku selalu bersama dengan kalian dalam doa, dan aku memberkati kalian masing-masing dengan segenap hatiku.

Dari Vatikan, 22 Februari 2006,
Pesta Tahta Santo Petrus Rasul

BENEDICTUS XVI PP




(Diterjemahkan oleh: Shirley Hadisandjaja;
dari sumber: Sala Stampa della Santa Sede)
http://www.pondokrenungan.com

Tidak ada komentar: