ANDA INGIN MENYUMBANG PEMBANGUNAN
GEREJA ST. YAKOBUS BANTUL ?

Bila Anda Ingin membantu dalam bentuk dana, silahkan kirim ke :

Rekening : Bank BPD Cabang Bantul
Nomor Rekening : 22.02.1.25379-7
Atas Nama : PGPM Paroki St. Yakobus Bantul

Dimohon para penyumbang berkenan memberikan pemberitahuan transfer melalui :

e-mail : styakobus@yahoo.com
cc :
maternus_m@yahoo.co.id

atau

SMS : 08156876160 atau 08157972919

PESAN NATAL BERSAMA
PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA
DAN
KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA
TAHUN 2008

"HIDUPLAH DALAM PERDAMAIAN DENGAN SEMUA ORANG"

(bdk. Rm 12:18)

14 November 2008 16:29

Kepada segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada.

Salam sejahtera dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

1. Di tengah sukacita Natal, perayaan kelahiran Yesus Kristus, marilah kita melantunkan mazmur syukur ke hadirat Allah. Ia datang ke dalam dunia untuk membawa damai bagi seluruh umat manusia. Kedatangan-Nya mendamaikan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan sesamanya. Ia telah merubuhkan tembok pemisah dan membangun persekutuan baru, yang kukuh dan tangguh, yang bersumber dan berakar di dalam diri-Nya (bdk. Ef. 2:14, dst.). Peristiwa Natal, sebab itu dapat menjadi petunjuk bagi mereka yang rindu untuk hidup dalam damai, khususnya dalam keadaan dewasa ini yang diwarnai ketegangan dan kecenderungan untuk mementingkan diri atau kelompok sendiri.

Umat Kristiani memahami dirinya sebagai bagian utuh dari masyarakat dan bangsa Indonesia. Selama ini kita telah tinggal dalam rumah bersama, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam kerukunan dan kedamaian. Namun, akhir-akhir ini rumah kita dipenuhi dengan berbagai ketegangan, bahkan krisis. Keberadaan negara sebagai rumah bersama tidak lagi dipahami dengan baik oleh para warga bangsa. Berbagai benturan antarkelompok dalam masyarakat membuat warga tidak lagi dapat hidup damai. Berbagai kelompok berusaha menunjukkan kekuatan mereka di hadapan kelompok lain yang dianggap sebagai ancaman. Dalam usaha untuk memberi rasa aman kepada seluruh warga negara, pemerintah belum sepenuhnya berhasil mengambil langkah-langkah nyata menuju kebersamaan yang rukun dan damai.

Kita merindukan keadaan damai yang memberi rasa aman bagi warga negara, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan afiliasi politik. Rasa aman itu membuat warga negara dapat bekerja sama untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Dengan rasa aman itu seluruh warga negara dapat menjalin relasi tanpa merasa terancam, tertekan, atau dikucilkan. Memang banyak usaha positif untuk menciptakan perdamaian telah dilakukan oleh seluruh komponen bangsa. Namun, usaha ini belum mencapai hasil yang diharapkan secara maksimal dan masih harus terus dilakukan secara terarah, berencana dan berkualitas.

2. Dalam suasana hari raya Natal, kelahiran Yesus, Sang Raja Damai, kami mengajak seluruh umat Kristiani untuk mendengarkan nasihat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma. Ia menasihati Jemaat untuk hidup dalam damai dengan semua orang. Untuk itu Rasul Paulus mengajak mereka untuk memberkati sesama, termasuk orang yang menganiaya mereka (Rm. 12:14). Memberkati berarti memohon agar Allah melimpahkan kasih karunia, damai sejahtera dan perlindungan (bdk. Kej. 27:27-29; Ul. 33; 1Sam. 2:20). Nasihat Rasul Paulus ini menggemakan kembali ajaran Yesus: "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu" (Luk. 6:27-28; Mat. 5:44). Agar Jemaat dapat hidup dalam damai dengan sesama, Rasul Paulus mengajak Jemaat untuk bersukacita dengan orang yang besukacita dan menangis dengan orang yang menangis (Rm. 12:14; bdk. Mat. 5:3; Luk. 6:20; Mat. 25:31-46).

Ia juga menasihati Jemaat untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi melakukan apa yang baik bagi semua orang (bdk. Rm. 12:17). "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan" (Rm. 12:21). Ketika orang membalas kejahatan dengan kejahatan, sebenarnya orang itu telah dikalahkan oleh kejahatan. Siapa yang melakukan kejahatan, ia telah dikendalikan oleh kejahatan itu sendiri dan telah melakukan kejahatan yang ia lawan. Ketika orang mengalami perlakuan jahat dari orang lain, tidak perlu membenci pelakunya dan menolak berhubungan dengannya, tetapi tetap ramah terhadapnya, bahkan terbuka untuk menolong orang itu bila ia mengalami kesulitan. Selayaknya umat Kristiani memperlakukan orang lain dengan kemurahan hati (bdk.Rm. 12:20a).

3. Semangat yang diajarkan oleh Rasul Paulus kepada Jemaat Roma itu kiranya juga menjadi semangat umat Kristiani di Indonesia, yang hidup dalam masyarakat majemuk yang terus berubah. Dinafasi oleh semangat Natal, kami mengajak seluruh umat Kristiani untuk:

a) melibatkan diri secara proaktif dalam berbagai upaya untuk membangun masyarakat yang damai, memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan umum dalam mewujudkan Indonesia sebagai rumah bersama. Berbagai persoalan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat perlu dihadapi secara bersama-sama dan diselesaikan dengan cara-cara dialog.

b) ikut mengambil bagian secara sungguh-sungguh dalam usaha-usaha menciptakan persaudaraan sejati di antara anak-anak bangsa dengan membangun kehidupan bersama di komunitas masing-masing, serta peka dan tetap berusaha ramah terhadap lingkungan sekitar.

c) mengalahkan kejahatan dengan kebaikan dan jangan sampai dikalahkan oleh kejahatan. Kita perlu menyadari bahwa musuh kita bukanlah sesama warga, melainkan kejahatan yang bisa menggerakkan orang untuk berlaku jahat dan menyakiti sesama. Maka, marilah kita melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya supaya jangan ada ruang dimana kejahatan dapat merajalela.

Demikianlah pesan kami, Selamat Natal 2008 dan Selamat Menyongsong Tahun Baru 2009. Tuhan memberkati.

Atas nama

Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia

Pdt. Dr. A. A. Yewangoe
Ketua Umum

Pdt. Dr. Richard M. Daulay
Sekretaris Umum

Konferensi Waligereja Indonesia

Mgr. Martinus D. Situmorang, O.F.M.Cap.
Ketua

Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka, M.S.F.
Sekretaris Jenderal


Pesan Pastoral Sidang KWI 2008

Perihal "Lembaga Pendidikan Katolik"




Di sini Kita Berpijak

1. Dalam hari studi, 3-4 November 2008, sidang KWI memusatkan perhatian pada *"Lembaga Pendidikan Katolik: Media Pewartaan Kabar Gembira, Unggul dan Lebih Berpihak kepada yang Miskin"*. Para uskup, utusan Konferensi Pimpinan Tarekat Religius Indonesia (Koptari) dan sejumlah pengelola Lembaga Pendidikan Katolik (LPK) yang hadir, dibantu oleh para narasumber, aktif terlibat dalam seluruh proses tukar-menukar pikiran, pemahaman, dan pengalaman. Keterlibatan itu mencerminkan pula kepedulian dan kesadaran akan arti serta nilai pendidikan, yang dijunjung tinggi dan dilaksanakan oleh LPK sebagai wujud nyata keikutsertaan Gereja dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia (bdk. Pembukaan UUD 1945 alinea 4).

2. Disadari sepenuhnya oleh para peserta sidang, bahwa karya kerasulan pendidikan merupakan panggilan Gereja dalam rangka pewartaan Kabar Gembira terutama di kalangan kaum muda. Dalam menjalankan panggilan Gereja tersebut, LPK mengedepankan nilai-nilai luhur seperti iman-harapan- kasih, kebenaran-keadilan- kedamaian, pengorbanan dan kesabaran, kejujuran dan hati nurani, kecerdasan, kebebasan, dan tanggung jawab (bdk. *Gravissimum Educationis, * art. 2 dan 4). Proses pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai insani-injili inilah yang membuat LPK itu unggul. Di sinilah, dan di atas nilai-nilai itulah LPK berpijak untuk mempertegas penghayatan iman dan memperbarui komitmen.

3. Sebagai lembaga agama, Gereja mengaku (mengklaim) memiliki tanggung jawab terhadap masalah sosial, terutama yang dialami oleh orang-orang miskin (bdk. KHK 1983, Kanon 794). Dalam bidang pendidikan, tanggung jawab tersebut dalam kurun waktu sekitar lima tahun terakhir ini mengalami tantangan karena pelbagai permasalahan, yang berhubungan dengan cara berpikir, reksa pastoral, politik pendidikan, manajemen, sumber daya manusia, keuangan, dan kependudukan. Tentu saja, cakupan permasalahan ini berbeda-beda menurut daerah dan jenis pendidikan Katolik yang tersebar di seluruh Nusantara. Sidang menyadari bahwa LPK menghadapi pelbagai macam tantangan dan kesulitan. Namun, para penyelenggara pendidikan Katolik harus tetap berusaha meningkatkan mutu dan memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.

Kesadaran Umat Beriman

4. Dari pengalaman jelaslah, LPK yang dikelola oleh keuskupan, tarekat maupun awam memperlihatkan, bahwa pendidikan Katolik menjadi bagian utuh kesadaran umat beriman (bdk. KHK 1983, Kanon 793). Pada gilirannya, mereka perlu mengambil bagian dalam tanggung jawab keberlangsungan LPK dalam lingkungan hidup mereka. Dalam upaya nyata untuk mengangkat kembali kemampuan LPK, keuskupan-keuskupan dan pengelola LPK lain sudah mengambil langkah nyata, antara lain menggalang dana pendidikan untuk menumbuhkan rasa memiliki di kalangan murid-murid sendiri, orang tua murid, mitra pendidikan, umat dan masyarakat umum. Dengan demikian dikembangkanlah solidaritas dan subsidiaritas dalam lingkungan karya pendidikan.

5. Selain itu, pemerintah juga berperan dalam peningkatan mutu pendidikan dan keterjangkauan pendidikan oleh masyarakat warga. Di sana-sini terjadi kesulitan dalam menerapkan peraturan pemerintah, filosofi pendidikan, dan kebijakan pendidikan yang mengutamakan orang miskin. Kendati demikian, LPK tetap menjalin kerjasama serta komunikasi setara dengan pemerintah, agar fungsi dan peran LPK tetap nyata.

Perubahan yang Diperlukan

6. Untuk setia pada pendidikan yang unggul dan mengutamakan yang miskin, perlu adanya perubahan dalam penyelenggaraan, pengelolaan, dan pelaksanaan pendidikan. Perubahan itu merupakan keniscayaan bagi LPK, termasuk di dalamnya Komisi Pendidikan Konferensi Waligereja Indonesia (Komdik KWI), Komisi Pendidikan (Komdik) Keuskupan, Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), Majelis Pendidikan Katolik (MPK), Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK), Perhimpunan Akademi Politeknik Katolik Indonesia (PAPKI), Ikatan Insan Pendidikan Katolik (IIPK), pengurus yayasan, kepala sekolah/direktur/ ketua/rektor, guru, orang tua peserta didik, peserta didik, dan seluruh umat, apa pun jabatannya.

7. Betapa mendesaknya suatu perubahan dalam seluruh tingkatan LPK! Perubahan itu mestinya dirancang dengan saksama dan dilaksanakan dengan arif di bawah otoritas uskup sebagai penanggungjawab utama pendidikan Katolik di keuskupannya (bdk. KHK 1983, Kanon 806). Perubahan yang diperlukan di sini antara lain:

- menata ulang pola kebijakan pendidikan,

- meningkatkan kerja sama antar-lembaga pendidikan,

- mengupayakan pencarian dan penemuan peluang-peluang penggalian dana,

- memotivasi dan menyediakan kemudahan bagi para guru untuk meningkatkan mutu pengajaran,

- melaksanakan tata pengaturan yang jelas dan terpilah-pilah,

- merumuskan ulang jiwa pendidikan demi memajukan dan mengembangkan daya-daya insan yang terarah kepada kebaikan bersama,

- memperbarui penghayatan iman dan komitmen.

8. Perubahan-perubahan tersebut tidak dapat diserahkan hanya kepada salah satu pihak saja. Oleh karena itu, sidang menghendaki agar perubahan itu merupakan tanggung-jawab dan dikerjakan bersama di bawah pimpinan uskup. Dengan demikian, kunci perubahan adalah pembaruan komitmen atas panggilan dan perutusan Gereja demi tercapainya generasi muda yang cerdas, dewasa dan beriman melalui LPK (bdk. *Gravissimum Educationis, * art. 3).

Harapan dan Ucapan Terima Kasih

9. Pesan pastoral ini hendaknya mengilhami semua pihak yang terlibat dalam LPK di seluruh Nusantara untuk mencari dan menemukan jalan terbaik bagi LPK di masing-masing keuskupan di bawah pimpinan uskupnya. Mengingat fungsi strategis dan pentingnya LPK dalam kerangka perwujudan tugas perutusan Gereja, kami para uskup sepakat, bahwa KWI akan menulis Nota Pastoral tentang Pendidikan. Nota Pastoral ini dimaksudkan selain untuk mendorong tanggung jawab bersama dalam pendidikan, juga untuk menguraikan lebih rinci hal-hal yang berkaitan dengan LPK.

10. Mengingat dan mempertimbangkan seluruh dinamika hari studi ini, kami para uskup dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang peduli pada dan terlibat dalam LPK, khususnya:

- Para guru yang telah bekerja dengan penuh dedikasi;

- Orang tua yang tetap mempercayakan pendidikan anak-anak mereka pada LPK;

- Umat (warga masyarakat) yang penuh perhatian terhadap pendidikan;

- Lembaga-lembaga Pendidikan Katolik yang benar-benar mengutamakan kalangan yang miskin.

Seraya berdoa, kami berharap semoga kehadiran LPK semakin mempertegas sikap Gereja Katolik untuk mengambil bagian dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, yang pada gilirannya menjadi kabar gembira bagi semua.

Semoga Tuhan memberkati usaha baik kita semua.

Jakarta, 11 November 2008

Konferensi Waligereja Indonesia


Mgr. Martinus D. Situmorang, OFM.Cap. Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka, MSF
K e t u a Sekretaris Jenderal

Seruan Bersama PGI-KWI Dalam Rangka Pelaksanaan Pemilu 2009

31 Oktober 2008 14:39


Saudara-saudara terkasih di dalam Yesus Kristus,

1. Kita patut menaikkan syukur ke hadirat Allah dalam Yesus Kristus, sebab atas anugerah-Nya bangsa dan negara kita dapat mengukir karya di tengah sejarah, khususnya dalam upaya untuk bangkit kembali serta membebaskan diri dari berbagai krisis yang mendera sejak beberapa tahun terakhir ini. Anugerah, penyertaan dan bimbingan Tuhan bagi perjalanan sejarah negeri ini, sebagaimana yang terus-menerus dimohonkan melalui doa-doa syafaat kita sebagai Gereja, adalah modal utama dan landasan yang amat kokoh bagi bangsa dan negara kita untuk berjuang lebih gigih dalam mencapai cita-cita proklamasi. Sejalan dengan itu Pemerintah dan seluruh komponen bangsa harus berupaya dengan lebih setia dan bersungguh-sungguh agar keinginan luhur bangsa sebagaimana diamanatkan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, sejahtera dan damai, dapat diwujudkan.

Pemilihan Umum (Pemilu), baik untuk memilih anggota-anggota legislatif, maupun memilih Presiden dan Wakil Presiden akan dilaksanakan pada bulan April dan Juli 2009. Persiapan-persiapan pelaksanaannya telah dimulai sejak beberapa waktu yang lalu melalui proses penyusunan perangkat perundang-undangan, pendaftaran dan verifikasi partai-partai politik calon peserta Pemilu, serta pencalonan bakal anggota-anggota legislatif dan berbagai persiapan lainnya.

Undang-undang Pemilu kali ini mensyaratkan beberapa hal baru dan mendasar yang sangat perlu dipahami oleh seluruh anggota masyarakat. Untuk mengawal proses Pemilu yang penahapannya sangat panjang dan mengandung beberapa ketentuan baru, kami mengajak seluruh umat kristiani untuk mempelajari aturan perundang-undangan itu dengan cermat dan cerdas agar keterlibatan dalam Pemilu sungguh-sungguh menghasilkan wakil-wakil rakyat yang berkualitas dan memiliki tanggungjawab terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia bahkan mampu melahirkan pemimpin yang benar-benar memiliki wibawa karena didukung sepenuhnya oleh rakyat.

Mengingat pentingnya peristiwa nasional ini, Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPH-PGI) dan Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (Presidium KWI) menyampaikan Seruan Bersama bagi umat kristiani baik yang ada di Tanah Air maupun yang berdomisili di luar negeri.

2. Kami memahami bahwa pelayanan Gereja pertama-tama adalah sebagai tanda kasih Allah bagi umat manusia. Politik adalah salah satu bidang pelayanan yang seharusnya juga ditujukan bagi perwujudan kasih Allah itu. Kasih Allah itu kian nyata dalam upaya setiap warga mengusahakan kesejahteraan umum. Alkitab menyatakan, "Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu" (bdk.Yeremia 29:7). Karya seperti itu dijalankan dengan mengikuti dan meneladani Yesus Kristus, Sang Guru, Juruselamat dan Tuhan, yang secara khusus menyatakan keber-pihakan-Nya terhadap kaum yang kecil, lemah, miskin, dan terpinggirkan.

Dalam semangat mendasar ini Gereja mendukung pelaksanaan Pemilu yang berkualitas, yang diharapkan akan menghasilkan wakil-wakil rakyat dan pejabat-pejabat pemerintah yang benar-benar memiliki kehendak baik untuk bersama seluruh rakyat Indonesia mewujudkan kesejahteraan umum.

Atas dasar pertimbangan di atas kami menyerukan agar hal-hal berikut diperhatikan dengan saksama:

Pertama, perlu disadari bahwa melalui peristiwa Pemilu hak-hak asasi setiap warga negara di bidang politik diwujudkan. Oleh karena itu setiap warga negara patut menggunakan hak pilihnya secara bertanggungjawab dan dengan sungguh-sungguh mendengarkan suara hati nuraninya. Bagi kita, Pemilu pada hakikatnya adalah sebuah proses kontrak politik dengan mereka yang bakal terpilih. Tercakup di dalamnya kewajiban mereka yang terpilih untuk melayani rakyat, dan sekaligus kesediaan untuk dikoreksi oleh rakyat. Keinginan dan cita-cita bagi adanya perubahan serta perbaikan kehidupan bangsa dan negara dapat ditempuh antara lain dengan memperbarui dan mengubah susunan para penyelenggara negara. Sistem Pemilu yang baru ini membuka peluang untuk mewujudkan cita-cita perubahan dan perbaikan itu dengan memilih orang-orang yang paling tepat. Alkitab menyatakan: "...pilihlah dari antara mereka orang-orang yang cakap, setia, dan takut akan Tuhan, dipercaya dan benci pada pengejaran suap... " (bdk. Keluaran 18:21).

Kedua, masyarakat perlu didorong untuk terus-menerus mengontrol mekanisme demokrasi supaya aspirasi rakyat benar-benar mendapat tempat. Sistem perwakilan yang menjadi tatacara pengambilan keputusan ternyata sering meninggalkan aspirasi warga negara yang diwakili. Hal ini disebabkan karena para politisi wakil rakyat itu dalam menjalankan tugasnya ternyata tidak mampu secara optimal mewujudkan keinginan rakyat bahkan mengingkari janji dan komitmen mereka. Tindakan mereka tidak dapat dipantau sepenuhnya oleh rakyat bahkan tidak sedikit dari mereka yang ingin terpilih, beranggapan bahwa dengan jabatan itu mereka akan memperoleh keuntungan.

Ketiga, hasil-hasil Pemilihan Umum harus benar-benar menjamin bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 tetap dipertahankan sebagai dasar negara dan acuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pemilihan Umum seharusnya memberikan jaminan bagi kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia, jaminan pelaksanaan kebebasan beragama, terwujudnya pemerintahan yang adil, bersih dan berwibawa.

Hasil-hasil Pemilihan Umum harus menjamin terwujudnya kehidupan politik yang makin demokratis, pembangunan yang menyejahterakan rakyat, adanya kepastian hukum dan rasa aman dalam kehidupan masyarakat.

3. Kita mengambil bagian dalam Pemilihan Umum sebagai warga negara yang bertanggungjawab dan sekaligus sebagai warga Gereja yang taat kepada Tuhan. Dapat saja terjadi bahwa di dalam suatu Jemaat atau Gereja, terdapat anggota-anggota yang berdasarkan hati nurani dan tanggungjawab masing-masing menerima pencalonan diri dan atau menjatuhkan pilihannya kepada kekuatan-kekuatan sosial politik yang berbeda-beda. Dalam hal demikian, maka pilihan-pilihan yang berlain-lainan itu yang dilakukan secara jujur, tidak boleh mengganggu persekutuan dalam Jemaat dan Gereja; sebab persekutuan dalam Jemaat dan Gereja tidak didasarkan atas pilihan politik yang sama, melainkan didasarkan atas ketaatan terhadap Tuhan yang satu. Dalam upaya menjaga netralitas dan obyektivitas pelayanan gerejawi maka pimpinan Gereja/Jemaat tidak dapat merangkap sebagai pengurus partai politik. Amanat Tuhan agar umat-Nya menjadi garam dan terang dunia, dapat dijalankan dalam wadah kekuatan-kekuatan sosial-politik yang berlain-lainan sesuai dengan hati nurani dan pilihan yang jujur dari masing-masing anggota jemaat dan Gereja. Para warga Gereja yang melayani kepentingan rakyat dan negara melalui wadah-wadah yang berlainan harus selalu saling mengasihi dan hormat-menghormati, sebab mereka semuanya membawa amanat yang sama, yaitu untuk "berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah" (bdk. Mikha 6: 8).

Demikianlah Seruan Bersama kami. Kiranya Tuhan Allah, akan senantiasa memberkati bangsa kita dalam menapaki hari-hari cerah di masa depan. Semoga Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kita berkenan menyelesaikannya pula (bdk. Filipi 1:6).

JAKARTA, OKTOBER 2008

Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia

Ketua Umum,

ttd.

Pdt. Dr. A.A. Yewangoe,

Sekretaris Umum,

ttd,

dt. Dr. Richard M. Daulay

Konferensi Waligereja Indonesia

Ketua,

ttd.

Mgr. M.D. Situmorang, OFM.Cap.

Sekretaris Jenderal,

ttd,

Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka, MSF


Rekomendasi
Panduan Meditasi dan Doa Jalan Salib
Jumat Agung Bapa Suci di Koloseum


Diterjemahkan oleh: Shirley Hadisandjaja
13 April 2006 23:27


Direkomendasikan juga untuk digunakan pada Jalan Salib di paroki di Indonesia.
++++++++++++++++++++++++++++
http://www.pondokrenungan.com
Kantor Perayaan Liturgi Sri Paus telah mengeluarkan Panduan Meditasi dan Doa Jalan Salib, Jumat Agung, 14 April yang akan dipimpin oleh Bapa Suci Benediktus XVI di Koloseum. Berikut adalah terjemahannya dalam bahasa Indonesia yang sudah diterjemahkan oleh penulis.
Panduan ini direkomendasikan untuk digunakan oleh seluruh Paroki di Indonesia dalam pelaksanaan Jalan Salib pada hari Jumat Agung, 14 April 2006.



KANTOR PERAYAAN LITURGI SRI PAUS

JALAN SALIB 2006
PERAYAAN LITURGI SRI PAUS
JALAN SALIB DI KOLOSEUM

DIPIMPIN OLEH BAPA SUCI
PAUS BENEDIKTUS XVI
JUMAT AGUNG 2006



MEDITASI DAN DOA
DISUSUN OLEH
Uskup Agung ANGELO COMASTRI
Vikar Jenderal Sri Paus untuk Kota Vatikan
Kepala Konstitusi Santo Petrus



PENDAHULUAN

Sepatah Kata Sepanjang Jalan Salib

Dalam pembuatan “Jalan Salib”, kita menemukan kepastian dua hal: kekuatan menghancurkan dari dosa dan kekuatan menyembuhkan dari Kasih Allah.
Kekuatan menghancurkan dari dosa: Alkitab tidak pernah lelah mengulang bahwa yang jahat adalah jahat karena ia menyakiti kita: dosa adalah penghukuman diri sendiri; ia membawa balas jasanya sendiri. Beberapa teks dari Yeremia dengan jelas menunjukkan poin ini: “Mereka mengejar dewa kesia-siaan, sampai mereka menjadi sia-sia” (2:5); Kejahatanmu akan menghajar engkau, dan kemurtadanmu akan menyiksa engkau! Ketahuilah dan lihatlah, betapa jahat dan pedihnya engkau meninggalkan TUHAN, Allahmu; dan tidak gemetar terhadap Aku, demikianlah firman Tuhan ALLAH semesta alam (2:19); “kesalahanmu menghalangi semuanya ini, dan dosamu menghambat yang baik dari padamu” (5:25)
Yesaya dengan sama mengulang: “Sebab itu beginilah firman Yang Mahakudus, Allah Israel: "Oleh karena kamu menolak firman ini, dan mempercayakan diri kepada orang-orang pemeras dan yang berlaku serong dan bersandar kepadanya, maka sebab itu bagimu dosa ini akan seperti pecahan tembok yang mau jatuh, tersembul ke luar pada tembok yang tinggi, yang kehancurannya datang dengan tiba-tiba, dalam sekejap mata, seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak." (30:12-14). “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.” (64:6).
Nabi-nabi demikian pula mencela kekerasan hati yang membawa kebutaan yang mengejutkan dan menghalangi kita untuk melihat kemortalitasan dari dosa. Mari kita mendengarkan Yeremia kembali: “Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu. Mereka mengobati luka umat-Ku dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera. Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah; mereka akan tersandung jatuh pada waktu Aku menghukum mereka, firman TUHAN” (6:13-15).
Yesus masuk ke dalam sejarah yang dihancurkan oleh dosa ini, dan menanggung beban dan kebrutalan dari dosa-dosa kita. Saat kita melihat Yesus, kita melihat dengan jelas kekuatan dosa yang menghancurkan dan penyakit dari kekeluargaan manusia kita. Penyakit kita sendiri! Penyakitmu dan penyakitku!
Namun demikian – dan ini kepastian kedua – Yesus membalas kesombongan kita dengan kerendahan hati; Ia membalas kekerasan kita dengan kelembutan; Ia membalas kebencian kita dengan Kasih yang mengampuni. Salib adalah peristiwa yang membuat Kasih Allah masuk ke dalam sejarah kita, untuk mendekati kita masing-masing, untuk menjadi sebuah sumber dari penyembuhan dan keselamatan.
Mari kita jangan lupakan: sejak awal dari pelayananNya Yesus telah berbicara tentang “saatNya” (Yoh 2:4), tentang saat “untuk apa Ia datang” (Yoh 12:27). Itu adalah sebuah saat yang dengan gembira disambutNya, ketika, pada awal SengsaraNya, ia berseru: “Telah tiba saatnya!” (Yoh 17:1).
Gereja menghargai kenangan ini, dan di dalam Syahadat, setelah mengakui bahwa Anak Manusia “menjadi daging oleh Roh Kudus dari Perawan Maria dan manjadi manusia”, dilanjutkan dengan: “Ia pun disalibkan untuk kita waktu Pontius Pilatus; Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan”.
Untuk kita Ia disalibkan! Yesus, pada kematiannya, merangkul pengalaman tragis akan kematian yang telah dipamerkan oleh dosa-dosa kita; namun demikian, dalam kematiannya, Yesus mengisi kematian itu sendiri dengan Kasih, Ia mengisinya dengan kehadiran Allah. Dengan kematian Kristus, kematian itu sendiri dikalahkan, karena Ia mengisi kematian dengan satu-satunya kekuatan yang mampu menghapus dosa yang telah membiakkannya: Yesus mengisi kematian dengan Kasih!
Melalui iman dan Pembaptisan, kita mempunyai akses kepada kematian Kristus, kepada misteri dari Kasih yang olehnya Kristus sendiri merasakan dan menguasai kematian ... dan ini sebaliknya menjadi langkah pertama dari perjalanan kita kembali kepada Allah, sebuah perjalanan yang akan berakhir pada saat kematian kita sendiri, sebuah kematian yang dialami di dalam Kristus dan dengan Kristus: di dalam Kasih!
Saat kamu memulai “Jalan Salib” ini, biarkanlah Maria menuntunmu. Mintalah kepadanya sedikit dari kerendahan hatinya dan kepatuhannya, sehingga Kasih dari Kristus Yang Tersalib akan dapat masuk ke dalam hatimu dan menciptakannya kembali serupa dengan Hati Allah sendiri.
Tuhan memberkatimu dalam perjalananmu!
+ ANGELO COMASTRI

* * *



DOA PEMBUKAAN



BAPA KAMI

P. Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.
U. Amin

Pemimpin

Tuhan Yesus
SengsaraMu
adalah keseluruhan dari sejarah manusia:
sebuah sejarah di mana yang baik dihina,
yang lembut ... diserang,
yang jujur ... dihancurkan,
dan yang murni hati diejek-ejek.
Siapa yang akan menjadi pemenang?
Siapa yang memiliki kata terakhir?
Tuhan Yesus,
Kami percaya bahwa Engkau adalah kata terakhir:
Dalam Engkau yang baik telah menang,
dalam Engkau yang lembut telah berjaya,
dalam Engkau yang jujur telah menerima mahkota mereka,
dan yang murni hati bersinar seperti bintang-bintang di malam hari.
Tuhan Yesus,
Malam hari ini kami menjalankan sekali lagi perjalanan dari salibMu,
Menyadari bahwa itu adalah jalan kami juga.
Satu kepastian menyinari jalan kami:
jalan itu tidak berakhir pada salib
namun berlanjut terus,
menuju Kerajaan Kehidupan,
menuju sebuah aliran deras akan kegembiraan,
kegembiraan yang tiada seorang pun mampu merampasnya dari kami! [1]

Umat :

Oh Yesus, Aku berdiri dalam penderitaan
di kaki salibMu:
Aku sendiri telah membantu menegakkannya dengan dosa-dosaku!
Kebaikanmu yang tidak menawarkan perlawanan,
dan membiarkannya sendiri untuk disalibkan,
adalah sebuah misteri di luar genggamanku;
ia menyisakanku penuh kegelisahan yang mendalam.
Tuhan, Engkau datang ke dunia bagiku,
untuk mencari aku dan menunjukkanku
rangkulan penuh kasih dari Bapa: [2]
rangkulan yang amat kunantikan!
Engkau adalah Wajah yang sejati
dari keindahan dan dari belas kasih:
itulah mengapa Engkau ingin menyelamatkan aku!
Dalam diriku ada penuh keegoisan:
datanglah kepadaku dengan kasihMu yang membebaskan!
Dalam diriku ada keseombongan dan kebencian:
datanglah kepadaku dengan kelembutan dan kerendahan hatiMu!
Tuhan, aku adalah pendosa yang perlu diselamatkan:
Aku adalah anak pemboros yang perlu kembali!
Tuhan, berikanlah kepadaku hadiah air mata!
Sehingga aku boleh menemukan sekali lagi kebebasan dan kehidupan,
kedamaian denganMu, dan di dalam Engkau, kegembiraan.

[1] Yoh 16:22: Mat 5:12.; [2] Luk 15:20.
© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757
Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN PERTAMA
Yesus dihukum mati


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari Injil menurut Matius 27:22-23,26

Kata Pilatus kepada mereka:
"Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?"
Mereka semua berseru:
"Ia harus disalibkan!"
Katanya:
"Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?"
Namun mereka makin keras berteriak: "
Ia harus disalibkan!"
Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.

MEDITASI

Kami mengetahui adegan dari penghukuman ini terlalu baik:
kami melihatnya dipermainkan setiap hari!
Namun satu pertanyaan menggelisahkan hati kami:
mengapa Allah membiarkan diriNya sendiri untuk dihukum?
Mengapa Allah, Maha Kuasa,
menunjukkan diriNya ditutupi dengan kelemahan?
Mengapa Allah membiarkan diriNya diserang oleh kesombongan,
angkara dan keangkuhan manusia?
Mengapa Allah tetap diam?
Kediaman Allah menyakiti kita,
itu adalah percobaan dan godaan kita!
Namun itu juga yang memurnikan
penilaian-penilaian kita yang tergesa-gesa,
dan menyembuhkan kehausan kita untuk balas dendam.
Kediaman Allah
adalah tanah di mana kesombongan kita mati
dan iman sejati bersemi,
sebuah iman yang rendah hati,
sebuah iman yang tidak menantang Allah,
namun yang berserah kepadaNya
dengan kepercayaan seorang anak.

DOA

Tuhan,
betapa mudahnya untuk menghukum!
betapa mudahnya untuk melemparkan batu:
batu dari penilaian dan fitnah,
batu dari ketidakacuhan dan pengabaian!
Tuhan, Engkau memilih untuk berdiri
di sisi yang kalah,
di sisi yang tercela dan dihukum![1]
Bantulah kami untuk tidak pernah menyebabkan perasaan sakit
untuk saudara-saudari kami yang tak berdaya.
Bantulah kami untuk mengambil keputusan yang berani
dalam membela yang lemah.
Bantulah kami untuk menolak air Pilatus,
yang tidak membersihkan tangan kami
namun yang menodainya dengan darah yang tak berdosa.
[1] Mat 25:31-46.

Semua: BAPA KAMI
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Stabat mater dolorosa,
iuxta crucem lacrimosa,
dum pendebat Filius.


© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KEDUA
Yesus memanggul SalibNya


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari Injil menurut Matius 27:27-31

Kemudian serdadu-serdadu wali negeri
membawa Yesus ke gedung pengadilan,
lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.
Mereka menanggalkan pakaian-Nya
dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
Mereka menganyam sebuah mahkota duri
dan menaruhnya di atas kepala-Nya,
lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya.
Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya
dan mengolok-olokkan Dia, katanya:
"Salam, hai Raja orang Yahudi!"
Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu
dan memukulkannya ke kepala-Nya.
Sesudah mengolok-olokkan Dia
mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya
dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya.
Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.

MEDITASI

Di dalam Sengsara Kristus, kebencian dilepaskan:
kebencian kita sendiri, dan kebencian semua manusia. [1]
Di dalam Sengsara Kristus,
kejahatan kita mengecut dihadapan kebaikan,
kesombongan kita meletus dengan kesakitan
di dalam wajah kerendahan hati,
our depravity was outraged
kebejatan moral kita dihina
dengan kemurnian Allah yang bersinar-sinar.
Dan oleh karenanya kita menjadi ... salib Allah!
Kita, dalam pemberontakkan kita yang bodoh,
kita, dengan kebodohan dosa-dosa kita,
telah membuat sebuah salib dari kegelisahan kita sendiri
dan ketidakbahagiaan kita sendiri: kita merancang hukuman kita sendiri.
Namun Allah memanggul salib dibahuNya,
salib kita,
dan Ia menghadapi kita dengan kekuatan KasihNya.
Allah memanggul salib!
Misteri kebaikan yang tak terduga!
Misteri kerendahan hati, yang membuat kita malu
pada kekerasan kesombongan kita.
[1] Luk 22:53.

DOA

Tuhan Yesus,
Engkau memasuki sejarah manusia
dan menemukannya memusuhiMu, [2] menantang Allah,
yang tak waras oleh keseombongan
yang membuat kami berpikir
bahwa kami berdiri setinggi
.....bayangan kami!
Tuhan Yesus,
Engkau tidak menyerang kami,
namun membiarkan diriMu diserang oleh kami,
olehku, oleh setiap orang!
Sembuhkanlah aku, Yesus, dengan kesabaranMu,
sembuhkanlah aku dengan kerendahan hatiMu,
turunkanlah aku seukuranku yang benar,
ukuran seorang makhluk, seorang makhluk kecil
... namun yang menjadi obyek dari KasihMu yang abadi!
[2] Yoh 1:10-11.

Semua: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Cuius animam gementem,
contristatam et dolentem
pertransivit gladius.


© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KETIGA
Yesus jatuh pertama kali


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari kitab Nabi Yesaya 53:4-6

Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya
dan kesengsaraan kita yang dipikulnya;
padahal kita mengira dia kena tulah,
dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
diremukkan oleh karena kejahatan kita;
dia ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Kita sekalian sesat seperti domba;
masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

MEDITASI

Dalam cara pikiran manusiawi kita, Allah tidak dapat jatuh,
... namun Ia jatuh. Mengapa?
Itu bukan menjadi sebuah tanda kelemahan,
melainkan hanya sebuah tanda Kasih:
sebuah pesan akan Kasih bagi kita.
Jatuh di bawah salib yang berat,
Yesus mengingatkan kita
bahwa dosa adalah sebuah beban yang berat,
dosa merendahkan kita dan menghancurkan kita,
dosa menghukum kita dan membawa kepada kita yang jahat:
dengan kata lain, dosa adalah jahat! [1]
Namun demikian Allah masih mencintai kita
dan menginginkan yang baik bagi kita;
cintaNya membuatNya berteriak kepada yang tuli,
kepada kita, yang tidak bersedia mendengarkan:
“Tinggalkan dosa, sebab ia menyakitimu.
Ia mengambil kedamaianmu, kegembiraanmu daripadamu;
ia mematikanmu dari kehidupan,
dan mengeringkan di dalam dirimu
sumber sejati dari kebebasan dan martabatmu”.
Tinggalkanlah! Tinggalkanlah!
[1] Yer 2:5, 19; 5:25.

DOA

Tuhan,
kami telah kehidlangan perasaan berdosa kami!
Saat ini sebuah kampanye propaganda yang licik
sedang menyebarkan sebuah pembenaran bodoh akan kejahatan,
sebuah pemujaan kepada Setan yang sia-sia,
sebuah keinginan melanggar hukum yang bodoh,
sebuah kebebasan yang tidak jujur dan sembrono,
mengagungkan tindakan seenak diri, tak bermoral dan egois
layaknya semua itu adalah puncak baru dari gaya hidup.
Tuhan Yesus,
bukalah mata kami:
biarkan kami melihat kekotoran di sekitar kami
dan mengenalinya apa adanya,
sehingga sebuah air mata kepedihan
dapat mengembalikan kami kepada kemurnian hati
dan kebebasan sejati yang meluas.
Bukalah mata kami,
Tuhan Yesus!

Semua: (BAPA KAMI)
Pater noster, qui es in cælis:
sanctificetur nomen tuum;
adveniat regnum tuum;
fiat voluntas tua, sicut in cælo, et in terra.
Panem nostrum cotidianum da nobis hodie;
et dimitte nobis debita nostra,
sicut et nos dimittimus debitoribus nostris;
et ne nos inducas in tentationem;
sed libera nos a malo.

LAGU
O quam tristis et afflicta
fuit illa benedica
mater Unigeniti!

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KEEMPAT
Yesus berjumpa dengan IbuNya


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari Injil menurut Lukas 2:34-35,51

Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu:
"Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."
Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.

MEDITASI

Setiap ibu adalah cinta yang dibuat nyata,
sebuah harapan akan kasih sayang yang lembut
dan kesetiaan yang tak akan mati.
Karena seorang ibu sejati mencintai,
bahkan saat ia tidak dibalas dicintai.
Maria adalah sang Ibu!
Dalam dia, kewanitaan murni,
dan cinta tidak diracuni oleh gelombang keegoisan
yang menyesakkan dan menekan hati manusia.
Maria adalah sang Ibu!
Hatinya dengan setia mendampingi
hati Putranya,
merasakan penderitaanNya, membawa salibNya,
dan dirinya merasakan rasa sakit
dari setiap luka yang diderita pada tubuh Putranya.
Maria adalah sang Ibu!
Ia tetap menjadi seorang Ibu,
bagi kita, selama-lamanya!

DOA

Tuhan Yesus,
kami semua membutuhkan seorang Ibu!
Kami membutuhkan sebuah kasih
yang setia dan sejati.
Kami membutuhkan sebuah kasih
yang tak pernah bimbang,
sebuah kasih yang menjadi tempat berlindung yang pasti
pada saat-saat ketakutkan,
pada saat-saat penderitaan dan percobaan.
Tuhan Yesus,
kami membutuhkan para wanita:
istri-istri dan ibu-ibu
yang dapat memulihkan dunia kami
wajah bijaksana dari kemanusiaan.
Tuhan Yesus,
kami membutuhkan Maria:
seorang wanita, istri dan ibu,
yang tak pernah merendahkan atau menolak cinta!
Tuhan Yesus kami berdoa kepadaMu
untuk semua wanita di dunia ini!

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Quæ mærebat et dolebat
pia mater, cum videbat
Nati pœnas incliti.

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana
Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757
Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KELIMA
Yesus ditolong oleh Simon dari Kirene memanggul SalibNya


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari Injil menurut Matius 27:32; 16:26

Ketika mereka berjalan ke luar kota,
mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene
yang bernama Simon.
Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku,
ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya
dan mengikut Aku.

MEDITASI

Simon dari Kirene,
kau adalah salah satu dari yang kecil, yang miskin,
seorang tanpa nama dari pedesaan,
seseorang yang diabaikan oleh buku-buku sejarah.
Namun demikian engkau membuat sejarah!
Engkau menulis salah satu bab-bab terindah
dalam sejarah manusia:
engkau membawa salib dari Orang Lain,
engkau memanggul salib itu,
dan mencegahnya merusak si Korban.
Engkau memulihkan martabat kami semua,
dengan mengingatkan kami
bahwa kami sungguh-sungguh menjadi diri kami sendiri
apabila kami berhenti
memikirkan tentang diri kami sendiri saja. [1]
Engkau mengingatkan kami
bahwa Kristus sedang menunggu kami
di jalanan, di daratan,
di rumah-rumah sakit, di penjara,
di pinggiran kota-kota kami.
Kristus menunggu kami! [2]
Akankah kami mengenaliNya?
Akankah kami menolongNya?
Atau akankah kami mati dalam keegoisan kami?
[1] Luk 9:24.; [2] Mat 25:40.

DOA

Tuhan Yesus,
kasih sedang memudar,
dan dunia kami menjadi dingin,
tidak ramah, tak tertahankan.
Remukkanlah rantai-rantai yang menahan kami
dalam menjangkau orang lain.
Tolonglah kami, melalui kasih, untuk menemukan diri kami sendiri.
Tuhan Yesus,
kemakmuran kami membuat kami menjadi kurang manusiawi,
hiburan kami telah menjadi sebuah obat bius, sebuah sumber pengasingan,
dan pesan dari masyarakat kami yang tak henti dan membosankan
adalah sebuah undangan untuk mati dalam keegoisan.
Tuhan Yesus,
perbaharuliah dalam diri kami percikan kemanusiaan
yang Allah tempatkan dalam hati kami pada awal penciptaan.
Bebaskanlah kami dari cinta pada diri kami sendiri yang merosot,
dan kami akan menemukan kegembiraan baru dalam hidup
dan masuk ke dalam nyanyian riang gembira.

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Quis est homo qui non fleret,
matrem Christi si videret
in tanto supplicio?

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KEENAM
Veronika mengusap wajah Yesus


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari kitab Nabi Yesaya 53:2-3

Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada
sehingga kita memandang dia,
dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
Ia dihina dan dihindari orang,
seorang yang penuh kesengsaraan
dan yang biasa menderita kesakitan;
ia sangat dihina,
sehingga orang menutup mukanya terhadap dia
dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.

Dari kitab Mazmur 42:2-3
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
Jiwaku haus kepada Allah,
kepada Allah yang hidup.

MEDITASI

Wajah Yesus bermandikan peluh,
mengalirkan darah,
ditutupi dengan air liur penghinaan.
Siapa yang berani mendekatiNya?
Seorang wanita!
Seorang wanita keluar dari kerumunan,
memelihara dengan ceria lampu kemanusiaan kita,
... dan mengusap WajahNya
dan menemukan Wajahnya!
Betapa banyak orang saat ini tidak memiliki wajah!
Betapa banyak orang terbuang
ke dalam batas kehidupan,
terasingkan, terabaikan,
oleh sebuah kelesuan yang membunuh yang tak acuh.
Hanya mereka yang terbakar oleh kasih yang sungguh-sungguh hidup,
mereka yang membungkuk rendah di hadapan Kristus yang menderita
dan yang menanti kita dalam diri mereka yang menderita: hari ini!
Hari ini! Karena esok akan terlambat! [1]
[1] Mat 25:11-13.

DOA

Tuhan Yesus,
sebuah langkah tunggal
dan dunia dapat berubah!
Sebuah langkah tunggal,
dan kedamaian dapat kembali kepada keluarga-keluarga,
sebuah langkah tunggal,
dan yang miskin tidak akan lagi sendirian;
sebuah langkah tunggal,
dan penderitaan dapat mersakan sebuah tangan
yang menggapai tangan mereka
... dan membawa kesembuhan bagi keduanya.
Sebuah langkah tunggal,
dan yang miskin dapat menemukan sebuah tempat di meja makan
mengangkat kesedihan yang menghantui meja-meja makan dari yang egois,
yang tak menemukan kegembiraan dalam berpesta sendiri.
Tuhan Yesus,
sebuah langkah tunggal adalah semua yang diperlukan!
Bantulah kami untuk mengambil langkah itu,
karena dunia kami perlahan-lahan mengosongkan
semua persediaan kegembiraannya.
Bantulah kami, Tuhan!

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Quis non posset contristari
piam matrem contemplari
dolentem cum Filio?

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KE TUJUH
Yesus jatuh kedua kalinya


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari kitab Nabi Yeremia 12,1

Engkau memang benar, ya TUHAN,
bilamana aku berbantah dengan Engkau!
Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan:
Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik?
Mengapakah sentosa semua orang yang berlaku tidak setia?

Dari kitab Mazmur 37:1-2, 10-11

Jangan marah karena orang yang berbuat jahat,
jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang!
sebab mereka segera lisut seperti rumput
dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau.
Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik;
jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi,
Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri,
dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.

MEDITASI

Kesombongan kita, kekerasan kita, ketidakadilan kita
semua membebani tubuh Kristua.
Mereka memberatiNya ... dan Ia jatuh kedua kalinya,
untuk menunjukkan kita beban yang tak tertanggung
dari dosa-dosa kita.
Namun apakah yang saat ini, khususnya,
memukul tubuh suci Kristus?
Tentunya Allah sangat tersiksa
oleh serangan terhadap keluarga.
Saat ini kita seperti menyaksikan
sejenis anti-Kejadian,
sebuah rencana-balasan, sebuah kesombongan diabolik
yang ditujukan untuk menghapuskan keluarga.
Terdapat sebuah gerakan untuk menciptakan ulang manusia,
untuk memodifikasi tata bahasa sejati dari kehidupan
seperti yang direncanakan dan dikehendaki oleh Allah. [1]
Namun, untuk mengambil posisi allah, tanpa menjadi Allah,
adalah sebuah kesombongan gila,
sebuah spekulasi yang beresiko dan berbahaya.
Semoga jatuhnya Kristus membuka mata kita
untuk melihat sekali lagi wajah indah,
wajah sejati, wajah suci dari keluarga.
Wajah dari keluarga
yang kita semua butuhkan.
[1] Kej 1:27; 2:24.

DOA

Tuhan Yesus,
keluarga adalah salah satu impian Allah
yang dipercayakan kepada manusia;
keluarga adalah sebuah percikan dari Surga
yang dibagikan kepada semua manusia:
keluarga adalah buaian di mana kami dilahirkan
dan yang kami terus-menerus dilahirkan kembali dalam cinta.
Tuhan Yesus, masuklah ke dalam rumah-rumah kami
dan pimpinlah kami dalam nyanyian kehidupan.
Perbaharuilah cahaya cinta
dan buatlah kami merasakan keindahan
menjadi terikat satu dengan yang lainnya
dalam sebuah rangkulan kehidupan:
sebuah kehidupan yang dihangatkan oleh nafas Allah sendiri,
nafas dari Allah yang adalah Cinta.
Tuhan Yesus,
selamatkanlah keluarga,
dan selamatkanlah hidup itu sendiri!
Tuhan Yesus,
selamatkanlah keluargaku sendiri,
selamatkanlah keluarga-keluarga kami!

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Pro peccatis suæ gentis
vidit Iesum in tormentis
et flagellis subditum.

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KE DELAPAN
Yesus menasehati para wanita yang menangisinya


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari Injil menurut Lukas 23:27-29, 31

Sejumlah besar orang mengikuti Dia;
di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia.
Yesus berpaling kepada mereka dan berkata:
"Hai puteri-puteri Yerusalem,
janganlah kamu menangisi Aku,
melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!
Sebab lihat, akan tiba masanya orang berkata:
Berbahagialah perempuan mandul
dan yang rahimnya tidak pernah melahirkan,
dan yang susunya tidak pernah menyusui.
Sebab jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup,
apakah yang akan terjadi dengan kayu kering?"

MEDITASI

Air mata dari para ibu di Yerusalem
membanjiri dengan rasa kasihan jalan yang ditempuh oleh Terhukum,
melembutkan keganasan dari sebuah eksekusi
dan mengingatkan kita bahwa kita semua adalah anak-anak:
anak-anak yang keluar dari rangkulan seorang ibu.
Namun air mata dari para ibu di Yerusalem
adalah hanya sebuah tetesan kecil
di sungai air mata yang diteteskan oleh para ibu:
para ibu dari yang tersalib, para ibu dari para pembunuh,
para ibu dari pecandu obat-obatan, para ibu dari para teroris,
para ibu dari para pemerkosa, para ibu dari para penderita sakit jiwa:
tetapi ibu-ibu semuanya sama!
Namun air mata tidaklah cukup.
Air mata harus membanjir menjadi cinta yang mengasuh,
kekuatan yang memberikan arah, ketegasan yang mengoreksi,
dialog yang membangun, sebuah kehadiran yang memercik!
Air mata harus mencegah air mata lainnya!

DOA

Tuhan Yesus,
Engkau tahu benar air mata setiap ibu,
Engkau melihat di setiap rumah sudut kesakitan,
Engkau mendengar tangisan sunyi
dari banyak ibu yang disakiti oleh anak-anak mereka:
menahan luka-luka yang mematikan ... namun yang masih hidup!
Tuhan Yesus,
larutkanlah kebekuan dari tak berperasaan
yang mencegah cinta untuk bersikulasi
dalam pembuluh-pembuluh nadi keluarga-keluarga kami.
Buatlah kami, sekali lagi, sadar menjadi anak-anak,
sehingga kami dapat memberikan para ibu kami
- di bumi dan di surga -
kebanggaan untuk telah melahirkan kami,
dan kegembiraan dalam memberkati
hari kelahiran kami.
Tuhan Yesus,
usaplah air mata dari semua ibu,
sehingga sebuah senyuman dapat kembali kepada wajah-wajah anak-anak mereka,
kepada wajah semuanya.

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Tui Nati vulnerati,
tam dignati pro me pati,
pœnas mecum divide.

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KE SEMBILAN
Yesus jatuh ketiga kalinya


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari kitab Nabi Habakuk 1:12-13; 2:2-3

Bukankah Engkau, ya TUHAN,
dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus?
Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan,
dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman.
Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu,
dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan
orang yang lebih benar dari dia?
"Tuliskanlah penglihatan itu,
dan ukirkanlah itu pada loh-loh,
supaya orang sambil lalu dapat membacanya.
Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya,
tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu;
apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu,
sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.

MEDITASI

Saat Paskah diperingati:
“Yesus akan berada dalam penderitaan sampai akhir jaman;
dan kita tidak dapat tidur selama waktu ini”. [1]
Di manakah Yesus dalam penderitaan pada masa kita?
Dalam pemecahan dunia kita ke dalam sabuk kemakmuran
dan sabuk kemiskinan ... inilah penderitaan Kristus saat ini.
Dunia kita dibagi dalam dua ruangan:
dalam satu ruangan, semua hal diboroskan,
dalam ruangan lainnya, orang-orang terbuang,
dalam satu ruangan, orang-orang mati akibat kekenyangan,
dalam ruangan lainnya, mereka mati akibat kemiskinan;
dalam satu ruangan, mereka prihatin akan kegemukan,
dalam ruangan lainnya, mereka meminta-minta derma.
Mengapa kita tidak membuak sebuah pintu?
Mengapa kita tidak duduk di satu meja?
Mengapa kita tidak menyadari bahwa yang miskin
dapat menolong yang kaya?
Mengapa? Mengapa? Mengapa kita begitu buta?
[1] B. Pascal, Pensèes, 553 (ed. Brunswieg).

DOA

Tuhan Yesus,
mereka yang hidup dalam timbunan kekayaan
adalah mereka yang Kau katakan sebagai yang bodoh! [2]
Ya, mereka yang berpikir mereka memiliki semuanya
sungguh-sungguh bodoh,
karena hanya ada satu Pemilik
dunia ini.
Tuhan Yesus,
dunia adalah milikMu dan hanya milikMu saja.
Namun demikian Engkau telah memberikannya kepada setiap orang
sehingga bumi dapat menjadi sebuah rumah
di mana semua menemukan makanan dan perlindungan.
Jadi timbunan kekayaan adalah pencurian,
jika penimbunannya yang sia-sia
mencegah orang lain untuk hidup.
Tuhan Yesus,
tempatkanlah sebuah akhir dari skandal
yang memecah belah dunia
ke dalam benteng-benteng dan perkampungan miskin.
Tuhan, ajarkanlah kami sekali lagi arti dari persaudaraan!
[2] Luk 12:20.

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Eia mater, fons amoris,
me sentire vim doloris
fac, ut tecum lugeam.

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KE SEPULUH
Pakaian Yesus ditanggalkan


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari Injil menurut Yohanes 19:23-24

Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus,
mereka mengambil pakaian-Nya
lalu membaginya menjadi empat bagian
untuk tiap-tiap prajurit satu bagian --
dan jubah-Nya juga mereka ambil.
Jubah itu tidak berjahit,
dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain:
"Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong,
tetapi baiklah kita membuang undi
untuk menentukan siapa yang mendapatnya."
Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci:
"Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka
dan mereka membuang undi atas jubah-Ku."

MEDITASI

Para prajurit mengambil jubah Yesus daripadaNya
dengan brutalitas para pencuri;
mereka juga mencoba merampokNya
dari kesederhanaan dan martabatnya.
Namun Yesus adalah kesederhanaan, Yesus adalah sang martabat
yang menjadi milik manusia dan tubuh manusia.
Dan tubuh Kristus yang dicemooh
menjadi tuduhan dari semua cemooh
yang pernah ditujukan kepada tubuh manusia,
yang Allah ciptakan sebagai cermin dari jiwa
dan bahasa untuk berbicara tentang cinta.
Hari ini tubuh-tubuh terus menerus dijual-belikan
di jalan-jalan dari kota-kota kami,
di jalan-jalan dari televisi kami,
di rumah-rumah yang telah menjadi seperti jalan-jalan.
Kapankah kita akan sadar bahwa kita membunuh cinta?
Kapankah kita akan sadar bahwa tanpa kesucian,
tubuh tidak akan pernah menjadi hidup atau pemberi hidup?

DOA

Tuhan Yesus,
kesucian di mana-mana telah menjadi korban
dari sebuah konspirasi yang sudah diperhitungkan dari kesunyian:
sebuah kesunyian tak murni!
Orang-orang bahkan telah menjadi percaya
sebuah kebohongan lengkap:
bahwa kesucian bagaimanapun adalah musuh dari cinta.
Namun kebalikannya adalah benar, Oh Tuhan!
Kesucian adalah perlu
sebagai sebuah syarat bagi cinta:
sebuah cinta yang sejati, sebuah cinta yang setia.
Dalam peristiwa apapun, Tuhan,
jika kami tidak mampu menjadi tuan bagi diri kami sendiri?
Bagaimana kami dapat memberikan diri kami bagi orang lain?
Hanya yang murni yang mampu mencintai;
hanya yang murni dapat mencintai tanpa merendahkan cinta.
Tuhan Yesus,
dengan kekuatan dari darahMu yang tertumpah dalam cinta,
berikanlah kami hati yang murni,
sehingga dunia kami dapat melihat sebuah kelahiran kembali dari cinta,
sebuah cinta yang mana hati kami sangat rindukan.

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Fac ut ardeat cor meum
in amando Christum Deum,
ut sibi complaceam.

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KE SEBELAS
Yesus dipaku di kayu salib


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari Injil Matius 27:35-42

Sesudah menyalibkan Dia
mereka membagi-bagi pakaian-Nya
dengan membuang undi.
Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia.
Dan di atas kepala-Nya terpasang tulisan
yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum:
"Inilah Yesus Raja orang Yahudi."
Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun,
seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya.
Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia
dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata:
"Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci
dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari,
selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah,
turunlah dari salib itu!"
Demikian juga imam-imam kepala
bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia
dan mereka berkata:
"Orang lain Ia selamatkan,
tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!
Ia Raja Israel?
Baiklah Ia turun dari salib itu
dan kami akan percaya kepada-Nya.

MEDITASI

Tangan yang memberkati setiap orang
sekarang dipaku pada salib;
kaki yang berjalan ke mana saja,
membawa harapan dan cinta,
sekarang terikat pada kayu.
Mengapa, Oh Tuhan?
Karena cinta! [1]
Mengapa SengsaraMu?
Karena cinta!
Mengapa salibMu?
Karena cinta!
Tuhan, mengapa Kau tidak turun dari salib,
untuk menjawab ejekan kami?
Aku tidak turun dari salib,
karena jika ya Aku akan membuat kekuasaan
tuan dari dunia, dimana cinta saja adalah kuasa
yang dapat merubah dunia.
Mengapa, Tuhan, Kau membayar harga yang mengerikan ini?
Untuk mengatakan kepadamu bahwa Allah adalah Cinta, [2]
Cinta abadi, semua Cinta yang kuat.
Apakah kamu mempercayai Aku?
A
[1] Yoh 13:1.; [2] 1 Yoh 4:8, 16.

DOA

Yesus, Tuhan yang Tersalib,
setiap orang dapat menipu kami,
meninggalkan kami, memperdaya kami:
Engkau sendiri tidak akan pernah menipu kami!
Engkau biarkan tangan kami
memakuMu secara brutal di salib,
sebagai cara mengatakan kepada kami bahwa cintaMu sejati,
tulus, setia dan tak tergantikan.
Yesus, Tuhan yang Tersalib,
mata kami menatap tanganmu yang ditembus paku,
namun masih mampu memberikan kebebasan sejati;
mereka memandang kakimu, terpaku di salib,
namun masih mampu berjalan
dan membuat yang lain berjalan.
Yesus, Tuhan yang Tersalib,
Ilusi dari sebuah kebahagiaan yang terpisah dari Allah
mati.
Biarkanlah kami kembali kepadamu,
satu-satunya harapan dan kebebasan kami,
satu-satunya kegembiraan dan kebenaran:
Yesus, Tuhan yang Tersalib,
kasihanilah kami orang berdosa!

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Sancta mater, istud agas,
Crucifixi fige plagas
cordi meo valide.

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KE DUABELAS
Yesus wafat di Salib


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari Injil menurut Yohanes 19:25-27

Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya
dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena.
Ketika Yesus melihat ibu-Nya
dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya,
berkatalah Ia kepada ibu-Nya:
"Ibu, inilah, anakmu!"
Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya:
"Inilah ibumu!".
Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.

Dari Injil menurut Matius 27:45-46, 50

Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:
"Eli, Eli, lama sabakhtani?",
Artinya:
“Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

MEDITASI

Orang-orang berpikir: Allah mati!
Tetapi jika Allah mati, siapa yang masih memberikan kita hidup?
Jika Allah mati, apakah hidup itu sendiri?
Hidup adalah Kasih!
Jadi salib bukanlah kematian Kristus,
namun saat ketika kulit rapuh
dari kemanusiaan yang diambil oleh Allah
dipecahkan
dan sebuah darah kasih mengucur segera [1]
untuk membaharui semua kemanusiaan.
Dari salib dilahirkan hidup baru Saul,
dari salib dilahirkan pertobatan Agustinus,
dari salib dilahirkan kemiskinan yang menggembirakan dari Fransiskus Asisi,
dari salib dilahirkan kebaikan yang bersinar dari Vincent de Paul;
dari salib dilahirkan kepahlawanan dari Maximilianus Kolbe,
dari salib dilahirkan amal menakjubkan dari Bunda Teresa dari Kalkuta,
dari salib dilahirkan keberanian dari Yohanes Paulus II,
dari salib dilahirkan revolusi kasih:
Jadi salib bukanlah kematian Allah,
melainkan kelahiran dari KasihNya di dunia kita.
Terberkatilah Salib Kristus!
[1] Yoh 19:30.

DOA

Tuhan Yesus,
dalam keheningan malam ini, suaraMu terdengar:
“Aku haus! Aku haus akan kasihmu!” [2]
Dalam keheningan malam ini, doamu terdengar:
“Ya Bapa, ampunilah mereka! Ya Bapa, ampunilah mereka!” [3]
Dalam keheningan sejarah, tangisanMu terdengar:
“Sudah selesai”. [4]
Apa yang selesai?
“Aku telah memberikanmu segalanya, Aku telah mengatakan segalanya kepadamu,
Aku membawa kepadamu pesan yang terindah dari semua:
Allah adalah Cinta! Allah mencintaimu!”
Dalam keheningan hati, kami dapat merasakan sentuhan
dari hadiahMu yang terakhir:
“Inilah ibumu: ibuKu!” [5]
Terima kasih Yesus, karena memberikan Maria
misi yang mengingatkan kami setiap hari
bahwa arti dari semuanya adalah untuk ditemukan dalam cinta:
Cinta Allah yang ditanamkan di dunia
seperti sebuah salib!
Terima kasih, Yesus!

[2] Yoh 19:28.; [3] Luk 23:34.; [4] Yoh 19:30.; [5] Yoh 19:27.

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Vidit suum dulcem Natum
morientem desolatum,
cum emisit spiritum.

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KE TIGABELAS
Jenazah Yesus diturunkan dan diberikan kepada IbuNya


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari Injil menurut Matius 27:55, 57-58; 17:22-23

Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh,
yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea
untuk melayani Dia.
Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea,
yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga.
Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus.
Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya.
Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea,
Ia berkata kepada mereka:
"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia,
dan mereka akan membunuh Dia
dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali.

MEDITASI

Perbuatan telah dilakukan:
kita telah membunuh Yesus! [1]
Dan luka-luka Kristus terus menyengat
di hati Maria,
sebagai satu penderitaan
yang membungkus baik Ibu dan Anak.
Pietà! Penderitaan Ibu dan Anaknya!
Adegan itu berteriak kepada kita, ia membawa kepedihan dan rasa sakit
bahkan kepada mereka yang biasa menimbulkan kepedihan kepada orang lain.
Pietà! Kita hampir kelihatan
merasa kasihan untuk Allah
namun – sekali lagi -
adalah Allah yang merasa kasihan untuk kita.
Pietà! Rasa sakit kita
tidak lagi tanpa harapan
atau tidak akan pernah tanpa harapan lagi,
karena Allah telah datang untuk menderita bersama kita.
Dan bersama Allah, dapatkah kita menjadi tanpa harapan?
[1] Zak 12:10.

DOA

Oh, Maria,
dalam Putramu engkau merangkul setiap putra dan putri,
dan berbagi kesedihan mendalam dari setiap ibu di seluruh dunia.
Oh Maria,
air matamu terus menetes di setiap usia;
mereka memandikan wajah-wajah
dan cermin kedukaan dari setiap laki-laki dan wanita.
Oh Maria,
engkau telah mengenal kepedihan ... namun engkau tetap percaya!
Engkau percaya bahwa awan tidak menggelapkan matahari,
engkau oercaya bahwa malam memberikan jalan menuju pagi.
Oh Maria,
engkau yang menyanyikan Magnificat, [2]
memimpin kami dalam lagu yang mengalahkan kepedihan
seperti kelahiran yang datang tiba-tiba yang membawa segera kehidupan baru.
Oh Maria,
doakanlah kami!
Doakanlah agar kami juga boleh mengalami
kekuatan yang menularkan dari harapan sejati.
[2] Luk 1:46-55.

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Fac me vere tecum flere,
Crucifixo condolere,
donec ego vixero.

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana - Via Crucis, Felix Anton Scheffler - 1757 - Church of Saint Martin - Ischl, Seeon (Diocese of München) - Germany



PERHENTIAN KE EMPAT BELAS
Jenazah Yesus dimakamkan


V/. Adoramus te, Christe, et benedicimus tibi.
P. Kami menyembah sujud kepada-Mu Kristus, serta memuji Dikau
R/. Quia per sanctam crucem tuam redemisti mundum.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia

Dari Injil menurut Matius 27:59-61

Dan Yusufpun mengambil mayat itu,
mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih,
lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru,
yang digalinya di dalam bukit batu,
dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia.
Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu.

Dari kitab Mazmur 16:9-11

Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak,
bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram;
sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati,
dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan;
di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah,
di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

MEDITASI

Ada saat di mana hidup tampak seperti
sebuah Sabtu Suci yang panjang dan suram.
Semuanya tampak berlalu,
yang culas kelihatan menang,
dan yang jahat tampak lebih kuat daripada yang baik. [1]
Tetapi iman membuat kita menatap ke depan,
iman membuat kita memandang datangnya hari baru
pada sisi lain dari hari ini.
Iman menjanjikan kita kata terakhir
yang adalah milik Allah: milik Allah saja!
Iman adalah sungguh-sungguh sebuah lampu kecil,
namun itu satu-satunya lampu yang dapat menyinari malamnya dunia:
dan cahayanya yang kecil menyatu
Dengan cahaya dari sebuah hari baru:
hari dari Kebangkitan Kristus.
Jadi kisahnya tidak berakhir dengan makam,
melainkan menyembul keluar dari makam:
seperti yang dijanjikan Yesus kepada kita, [2]
itu terjadi, dan akan terjadi lagi! [3]

[1] Yer 12:1; Hab 1:13.; [2] Luk 18:31-33.; [3] Rom 8:18-23.

DOA

Tuhan Yesus,
Jumat Agung adalah hari kegelapan,
hari dari kebencian membuta,
hari ketika Yang Adil dimatikan!
Tetapi Jumat Agung bukanlah kata terakhir:
kata terakhir adalah Paskah,
kejayaan dari Hidup,
kemenangan dari Kebaikan atas Kejahatan.
Tuhan Yesus,
Sabtu Suci adalah hari yang kosong,
hari dari kebingungan dan ketakutan,
hari saat segalanya tampak berakhir!
Namun Sabtu Suci bukanlah hari terakhir,
hari terakhir adalah Paskah,
Cahaya yang diperbaharui,
Cinta yang menguasai segala kebencian.
Tuhan Yesus,
setiap kali kami mengalami Jumat Agung kami sendiri,
dan kami merasa kegelisahan Sabtu Suci,
berikanlah kami iman yang tak redup dari Maria,
sehingga kami dapat percaya dalam kenyataan Paskah;
berikanlah kami pandangannya matanya yang jernih
sehingga kami dapat menatap pagi yang cemerlang
yang mengumumkan hari terakhir dari sejarah:
“Surga yang baru dan sebuah bumi yang baru” [4]
yang sudah ada di dalam diriMu,
Yesus, yang Disalibkan dan Bangkit. Amin!
[4]Rev 21:1.

SEMUA: (BAPA KAMI)
Bapa kami yang ada di surga
dimuliakanlah namaMu
datanglah kerajaanMu
jadilah kehendakMu
di atas bumi seperti di dalam surga
Berilah kami rejeki pada hari ini
dan ampunilah kesalahan kami
seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami
dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

LAGU
Quando corpus morietur,
fac ut animæ donetur
paradisi gloria. Amen.


Bapa Suci menyalami semua yang hadir.
Pada akhir pidatonya, Bapa Suci memberikan Berkat Apostolik:


BERKAT

V/. Dominus vobiscum.
P. Tuhan sertamu

R/. Et cum spiritu tuo.
U. Dan beserta Rohmu

V/. Sit nomen Domini benedictum.
P. Semoga Terpujilah Nama Tuhan

R/. Ex hoc nunc et usque in sæculum.
U. Dari dahulu, sekarang dan sepanjang segala abad.

V/. Adiutorium nostrum in nomine Domini.
P. Pertolongan kita dalam nama Tuhan

R/. Qui fecit cælum et terram.
U. Yang menciptakan langit dan bumi.

V/. Benedicat vos omnipotens Deus,
Pater, et Filius, et Spiritus Sanctus.
P. Allah yang Mahakuasa memberkati,
Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.

R/. Amen.
U. Amin.

© Copyright 2006 - Libreria Editrice Vaticana
http://www.vatican.va/news_services/liturgy/documents/index_via-crucis_en.html
(Diterjemahkan oleh: Shirley Hadisandjaja; dari sumber: Sala Stampa della Santa Sede, Settimana Santa 2006)